Langsung ke konten utama

Dasar Dasar Pendidikan Matematika (Keterampilan Proses)



BAB I
 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Menurut Diknas dalam Muhsan (2004 : 3 ) anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alami. Belajar akan lebih baik dan bermakna jika anak akan mengalami dari apa yang dipelajarinya, bukan sekedar mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan materi terbutki berhasil dalam kompetensi menginta jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. 
Dengan demikian, hasil belajar yang bermakna adalah jika anak dapat menggunakan apa yang telah dipelajari dengan bebas dan penuh kepercayaan dalam berbagai situasi dan kondisi dalam hidupnya. Hasil belajar tersebut juga benar-benar mengandung arti bagi kehidupan siswa itu sendiri. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses bukan semata-mata untuk mentransformasikan pengetahuan kepada siswa, tetapi apakah siswa benar-benar belajar atau tidak. 
Dalam kondisi seperti ini maka guru dalam mengajar tidak dapat mengikuti satu pola mengajar tertentu yang diikuti secara rutin sehingga dapat menimbulkan kejenuhan bagi siswa. Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar mengajar yakni keterampilan proses yang merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. 
Model pembelajaran keterampilan proses harus melibatkan beberapa komponen pokok pembelajaran yang efektif yaitu mengamati, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengukur, memprediksi, dan menyimpulkan”. (Dimiyati, 1999 : 145). Keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh adanya kemampuan seorang guru

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian keterampilan proses yaitu keterampilan mengaplikasi (menerapkan ) dan keterampilan mengkomunikasikan
2.      Apa saja yang menajdi indikator dalam keterampilan tersebut ?
3.      Apa saja yang menjadi contoh dari penggunaan keterampilan tersebut ?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari keterampilan mengaplikasikan dan keterampilan mengkomunikasikan
2.      Untuk mengetahui apa saja yang menjadi indikator yang mempengaruhi pada keterampilan proses tersebut
3.      Untuk mengetahui penerapan dari keterampilan mengaplikasikan dan mengkomunikasikan



BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian
2.1.1        Keterampilan Mengaplikasikan(Menerapkan)
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia kata penerapan berasal dari kata terap dengan mendapatkan konfiks pe-an menjadi penerapan yang “berarti pemasangan”, pengenaan, perihal “mempraktekkan (kamus umum bahasa Indonesia”, 1984 : 1059). Dari defenisi ini dapat ditarik pengertian bahwa kata penerapan dalam penegasan istilah bermakna menggunakan dan mempraktekkan pendekatan keterampilan proses dalam belajar mengajar IPA.
Menerapkan yaitu, menggunakan hasil belajar berupa informasi, kesimpulan, konsep,hokum, teori, keterampilan. Melalui penerapan, hasil belajar dapat dimanfaatkan, diperkuat,dikembangkan, atau dihayati.
Keterampilan Mengaplikasikan merupakan keterampilan menerapkan atau mempergunakan konsep-konsep ataupun pengetahuan yang telah dimiliki siswa kedalam situasi kehidupan sehari-hari.

Konsep-konsep IPA dapat dikembangkan di dalam kelas melalui diskusi kelompok, Tanya jawab dengan guru ataupun pengarahan dari guru untuk memancing gagasan siswa agar berani mengungkapkan gagasannya dalam menerapkan pengetahuan yang telah mereka miliki. Aplikasi dapat berupa ide-ide, gagasan-gagasan, rencana,proyek atau karya nyata. .

2.1.2        Keterampilan Mengkomunikasikan
Menurut Abruscato (Nasution, 2007: 1.44 ) mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan. Menurut Esler dan Esler ((Nasution, 2007: 1.44) dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi dari grafik atau gambar yang menjelaskan benda- benda serta kejadain- kejadian secara rinci. Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai "menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahua dalam bentuk suara, visual atau secara visual" (Dimiyati, 1993:143). Kegiatan mengkomunikasi dapat berkembanga dengan baik pada diri peserta didik apabila mereka melakukan aktivitas seperti : berdiskusi, mendeklamasikan, mendramatikan, bertanya, mengarang, memperagakan, mengekspresikan dan melaporkan  dalam bentuk lisan, tulisan, gambar dan penampilan” (Djamarah, 2000).
Dari pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa mengkomunikasikan bukan berarti hanya melalui berbicara saja tetapi bisa juga dengan gambar, tulisan bahkan penampilan dan mungkin lebih baik dari pada berbicara.
Keterampilan komunikasi selalu dipergunakan para ilmuwan untuk menyampaikan gagasan, hasil penelitian, penemuan, dan lain-lain kepada orang lain, baik lisan maupun tertulis, yang biasanya dilengkapi dengan penyajian data dalam bentuk gambar, model, table, grafik, diagram dan sebagainya yang akan memudahkan orang lain untuk memahami apa yang dikomunikasikan itu. Keterampilan komunikasi ini mutlak dikuasai oleh para ilmuwan, agar gagasan, penemuan dan sejenisnya dapat tersebar luas dan diketahui orang lain. 
Yang dimaksud dengan keterampilan mengkomunikasi disini adalah keterampilan untuk menyampaikan apa yang ada didalam pikiran dan perasaan kepada orang lain, baik secara lisan maupun secara tertulis. Keterampilan komunikasi memang perlu dikembangkan karena merupakan keterampilan yang sangat penting untuk memupuk kemampuan siswa demi hari depannya. Keterampilan ini juga merupakan suatu kebutuhan yang hakiki bagi setiap anak untuk menyampaikan apa yang mereka ketahui kepada orang lain dalam rangka pengembangan aktualisasi diri maupun pengembangan ilmu pengetahuan.
Keterampilan komunikasi lisan dapat dikembangkan secara dini pada diri anak melalui berbagai cara. Salah satu yang efektif adalah member kesempatan kepada mereka untuk bekerja kelompok, diskusi kelompok, dan menyampaikan hasil diskusinya kepada kelas. Teman sebaya merupakan mitra yang sangat efektif untuk mengembangkan keterampilan komunikasi secara verbal karena selama proses berlangsung boleh dikatakan tidak ada hambatan psikologis. Bandingkan misalnya suatu komunikasi antara guru dengan siswa, dimana siswa biasanya mengalami hambatan psikologis karena takut ketahuan bodohnya.
Setiap komunikasi yang dilakukan, tentunya diharapkan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi siapa saja yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Komunikasi akan berjalan dengan dinamis, apabila disertai adanya suatu reaksi dari pihak penerima pesan. Reaksi ini menandakan bahwa pesan yang disampaikan mendapatkan tanggapan. Ada beberapa jenis komunikasi yang perlu dipahami oleh setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Menurut Asrori (2003:136) ialah, “Komunikasi verbal, komunikasi fisik,dan komunikasi emosional”. Berikut penjelasan tentang keterampilan yang dibutuhkan untuk masing-masing komunikasi tersebut :
a.      Keterampilan komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang terjadi bila dua orang atau lebih melakukan kontak satu sama lain dengan menggunakan alat artikulasi atau pembicaraan. Prosesnya terjadi dalam bentuk percakapan satu sama lain. Asrori (2003:136) mengemukakan bahwa, “Dalam melakukan komunikasi verbal, seseorang harus terampil dalam menggunakan kata-kata, menggunakan tata bahasa yang teratur dan sopan, serta mampu menjadi pendengar yang baik bagi lawan bicara”.
Ini berarti, komunikasi verbal adalah komunikasi yang secara nyata dapat dilihat melalui percakapan antara dua orang atau lebih, sehingga setiap orang yang melakukan komunikasi verbal perlu untuk memiliki kemampuan dalam menggunakan kata-kata, tata bahasa yang baik dan sopan, sehingga pesan yang disampaikan dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan (lawan bicara).
b.      Keterampilan komunikasi fisik
Komunikasi fisik adalah komunikasi yang terjadi manakala dua orang atau lebih melakukan kontak dengan menggunakan bahasa tubuh. Misalnya, ekspresi wajah, posisi tubuh, gerak-gerik dan kontak mata. Asrori (2003:136) mengemukakan bahwa, “Seseorang membutuhkan kemampuan untuk menggunakan isyarat non verbal, seperti ekspresi wajah, lambaian tangan dan lain sebagainya, secara tepat agar pesan dapat diterima oleh penerima pesan”. Berarti, dalam menggunakan komunikasi fisik, seseorang diharuskan memiliki kemampuan untuk menggunakan anggota tubuh secara tepat dan sesuai dengan yang disampaikan, agar pesan dapat mudah diterima dan dipahami oleh penerima pesan.
c.       Keterampilan komunikasi emosional
Komunikasi emosional adalah interaksi yang terjadi manakala individu melakukan kontak satu sama lain dengan melakukan curahan perasaan. Misalnya, mengeluarkan air mata sebagai tanda sedih, haru, atau bahkan terlalu bahagia. Asrori (2003:137) mengemukakan bahwa, “Seseorang harus mampu mengontrol mental dan kondisi kejiwaannya agar tetap dalam keadaan stabil”.  Berdasarkan pendapat ini, seseorang yang dikatakan terampil melakukan komunikasi emosional adalah apabila dalam melakukannya ia tetap berada pada kondisi mental dan kejiwaan yang stabil, sehingga hal-hal yang bersifat bentuk komunikasi emosinal seperti sedih, haru dan senang tetap terlihat dalam bentuk yang wajar dan tidak berlebihan.
2.2   Indikator dalam Keterampilan
Keterampilan mengkomunikasikan
Menyampaikan pesan dengan baik merupakan prestasi dalam hubungan sesama manusia, namun sebaliknya komunikasi yang buruk bisa menjadi bencana dan berdampak tidak baik, setiap orang mempunyai cara tersendiri dalam berkomunikasi dan dapat dilakukan melalui tatap muka, melalui telepon, sms, chat, e-mail, dan lain-lain.
Cara-cara berkomunikasi yang baik dapat dilakukan sebagai berikut :
1.      Pengetahuan
Komunikasi harus ditunjang dengan penguasaan pengetahuan umum yang cukup, dan tidak perlu bergantung pada pendidikan akademis yang memadai, misalnya harus bergelar profesor ataupun doktor, bagaimana dengan mereka yang belum mampu belajar hingga ke perguruan tinggi? yang terpenting harus bisa membaca dengan segala informasi yang sedang menjadi headline media masa.
2.      Mendengarkan
Bukan berarti kita tidak perlu berinteraksi atau berargumen, namun ada baiknya kita dengarkan lawan bicara kita sampai dia selesai bicara kemudian kita dapat memberikan tanggapan dan mungkin feedback yang dia butuhkan, atau bila kita hanya diperlukan sedikit interaksi, setidaknya kita dapat berkata oke, baik, dan terima kasih.
3.      Rendah hati
Berikanlah informasi yang sejujurnya saat kita berkomunikasi, tidak perlu harus mendeskripsikan bahwa kita seorang yang pintar yang dapat melakukan segala sesuatu, walaupun mungkin sebetulnya kita bisa saja melakukannya, biasakanlah mengimbangi lawan bicara agar jangan sampai predikat sombong dan angkuh diberikan untuk kita.
4.      Buat Lelucon
Setiap orang mempunyai sense of humor, ada baiknya setiap berkomunikasi diselingi dengan informasi yang bersifat lelucon atau memancing gelak tawa, pada beberapa pelatihan dan seminar hal ini sangat penting untuk mengusir kejenuhan peserta sehingga mereka dapat menikmati tiap-tiap sesi dengan baik, tidak perlu menjaga image yang berlebihan, apabila kita menjadi bahan joke dan tertawaan anggaplah bahwa kita sudah berhasil menghibur orang lain sehingga komunikasi sehari-hari dapat berjalan dengan lancar.
5.      Kontak Mata
Untuk menyampaikan suatu pesan kepada lawan bicara sangatlah penting, dengan kontak mata kita dapat melihat maksud-maksud lawan bicara yang tidak dapat disampaikan lewat kata-kata.
6.      Senyum dan sapa 
Ada nilai terpenting pada setiap komunikasi, senyum dapat melancarkan komunikasi yang kurang baik, apabila kita terbentur dengan birokrasi untuk berkomunikasi dengan big boss, langkah terbaik untuk menembus birokrasi adalah senyum dan sapa, dimana saja dan kapan saja saat berpapasan, dengan upaya yang baik, big boss akan menilai atittude kita, terutama dengan lawan bicara yang usianya jauh lebih tua dari kita, mereka cenderung lebih dominan bicara ketimbang lawan bicaranya, tidak perlu merasa bosan, berikan interaksi yang tidak berlebihan dan jangan terlalu mengada-ada, biasanya mereka mempunyai pengalaman komunikasi yang lebih baik dari kita.
7.      Interaksi
Biasakan pada saat berkomunikasi baik itu melalui tatap muka ataupun melalui media, kita memberikan respon yang baik, bila diberikan pertanyaan kita berikan jawaban agar kita dapat memberikan gagasan yang baik untuk berkontribusi pada kemajuan, atau bila disampaikan pesan yang harus disampaikan lagi keorang lain, kita dapat mencatatnya agar tidak terlalu berlebihan saat penyampaian atau meminimalisir penyakit lupa yang sering menyerang.
8.      Mencontoh
Bukan berarti menjadi seorang plagiator, melainkan belajar dari keberhasilan orang lain, suatu ide yang sangat bagus, kita meniru cara presentasi, contoh: mengapa presentasi manager selalu berhasil menyakinkan klien, tidak ada salahnya kita mencontoh agar klien puas sehingga pelanggan merasa puas, atau kita juga dapat mencontoh beberapa trik yang disampaikan para motivator agar komunikasi kita dapat diterima oleh orang lain dengan baik.
9.      Percaya diri
Jangan pernah merasa anda adalah orang terbodoh yang diciptakan Tuhan kedunia ini, semua manusia diciptakan dengan sifat kemuliaan yang paling tinggi daripada makhluk yang lainnya, yang membedakan hanyalah faktor usaha dan nasib, dengan berbekal hal tersebut kita dapat berkomunikasi tanpa harus merasa minder dengan lawan bicara, yakinlah semua derajat manusia didunia sama rata, yang membedakan hanya amal perbuatan dan akhlak yang baik yang dapat menuntunnya pada kehidupan setelah didunia.
10.  Penampilan
Kita tidak harus menjadi orang paling tampan atau cantik ataupun menjadi orang yang multi talented, dengan menjaga kebersihan, kerapian dalam berpenampilan sudah menunjang proses komunikasi agar lawan bicara merasa nyaman dengan kita, tidak mungkin kan kita berkomuniksi sementara mulut atau badan kita dalam keadaan tidak bersih? tidak ada cara yang lebih baik selain memulai komunikasi yang efektif dari diri sendiri, mulai saat ini dan mulai dari orang-orang terdekat anda.
Upaya Pengembangan Keterampilan Komunikasi
Banyak orang memiliki kemampuan dan keinginan yang besar, tetapi karena ia tidak dapat mengkomunikasikannya kepada orang lain, kemampuan atau keinginan itu tidak dapat dikembangkan atau terpenuhinya. Agar hal ini tidak terjadi, maka diperlukan adanya upaya pengembangan keterampilan komunikasi yang dilakukan. Hafied Changara (2007:91) mengemukakan bahwa, “Untuk mencapai komunikasi yang mengena, seorang komunikan harus memiliki kepercayaan (credibility), daya tarik (attractive) dan kekuatan (power)”.
Ketiga hal ini perlu dikembangkan oleh setiap orang yang menginginkan komunikasi yang dilakukannya berhasil.
a.      Kepercayaan (credibility) 
Komunikator yang baik dan efektif harus memiliki kredibilitas yang tinggi. Menurut Kathleen S. Abraham (1997:181) kredibilitas adalah, “A set perception about excesss had by source is so that accepted and followed by its hearer”. Artinya kredibilitas adalah seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima dan diikuti oleh pendengarnya.
Pengembangan kepercayaan (credibility) dapat dikembangkan melalui teori Aristoteles. Menurut Hafied Changara (2007:91) teori tersebut adalah, “Ethos, pathos dan logos. Ethos ialah karakter pribadinya. Pathos ialah pengendalian emosi. Logos ialah kemampuan argumentasi”. Artinya, untuk mengembangkan kepercayaan atau kredibilitas, seseorang harus mampu memperkuat karakter pribadinya, mengendalikan emosinya dan memiliki kemampuan berargumentasi yang baik dan berdasar.
b. Daya tarik (attractive)
Daya tarik adalah salah satu faktor yang harus dimiliki oleh seorang komunikator selain kredibilitas. Faktor daya tarik (attractiveness) banyak menentukan berhasil tidaknya komunikasi. Hafied Changara (2007:94) mengemukakan bahwa, “Pendengar atau pembaca bisa saja mengikuti pandangan seorang komunikator, karena ia memiliki daya tarik dalam hal kesamaan (similarity), dikenal baik (familiarity), disukai (liking) dan fisiknya (physic).”  
Kesamaan di sini dimaksudkan bahwa orang bisa tertarik pada komunikator karena adanya kesamaan demografis seperti bahasa, agama, suku, daerah asal dan sebagainya. Dikenal maksudnya seorang komunikator adalah seorang yang sudah lama dikenal oleh para khalayak. Disukai artinya komunikator adalah orang yang disenangi dan disukai oleh khalayak. Fisik artinya seorang komunikator akan dapat diterima dengan baik apabila memiliki tampilan fisik yang baik dan menarik.
Katherin Miller (2005:59) mengemukakan bahwa, “Communicator capable to become pleasant person and have appearance of interesting physical will is easily accepted by hearer”. Artinya, komunikator yang mampu menjadi pribadi yang menyenangkan dan memiliki penampilan fisik yang menarik akan dengan mudah diterima oleh khalayak. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan daya tarik maka seseorang harus mampu belajar dan mengembangkan diri untuk menjadi pribadi yang menyenangkan dan menjaga penampilan fisik.
c. Kekuatan (power)
Kekuatan dapat diartikan sebagai kekuasaan dimana khalayak dengan mudah menerima suatu pendapat, kalau hal itu disampaikan oleh orang yang memiliki kekuasaan. Hafied Changara (2007:95) mengemukakan bahwa, “Kekuatan ialah kepercayaan diri yang harus dimiliki seorang komunikator jika ia ingin mempengaruhi orang lain”. Selanjutnya, Hafied Changara (2007:95) mengemukakan bahwa, “Kepercyaan diri dalam komunikasi akan tumbuh apabila komunikator mampu memproyeksikan dirinya ke dalam orang lain”. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa, apabila seseorang ingin memiliki kekuatan dalam berkomunikasi, maka ia harus mampu mengembangkan kepercayaan dirinya”.

2.3   Contoh dari penerapan Keterampilan
a.       Keterampilan Menerapkan
Menerapkan yaitu, menggunakan hasil belajar berupa informasi, kes
impulan, konsep,hokum, teori, keterampilan. Melalui penerapan, hasil belajar dapat dimanfaatkan, diperkuat,dikembangkan, atau dihayati.Kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan ini adalah menentukan nilaipidengan mengukur suatu rangkaian silinder, menggunakan garis bilangan untuk operasi penambahan dan perkalian. Latihan- latihan yang mengharuskan siswa untuk mengurutkan dan membandingkan bendabenda atau data berdasarkan faktor numerik membantu untuk mengembangkan keterampilan ini. contoh pertanyaan yang membantu siswa agar mengertitentang hubungan bilangan antara lain adalah : “ lebih jauh mana benda A jika dibandingkandengan benda B?” “ Berapa derajat suhu tersebut turun.
Beberapa contoh seperti konsep yang menyatakan bahwa udara mempunyai tekanan dapat diterapkan dengan memompa ban sepeda agar dapat mengalir keseluruh bagian rumah (untuk cadangan air di rumah tinggal) atau keseluruh bagian kota ( untuk cadangan air Perusahaan Air Minum atau PDAM)

b.      Keterampilan Mengkomunikasikan
Menurut Esler dan Esler ((Nasution, 2007: 1.44) dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi darigrafik atau gambar yang menjelaskan benda- benda serta kejadain- kejadian secara rinci. Jadiketerampilan mengkomunikasikan adalah menyampaikan perolehan atau hasil belajar kepadaorang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tindakan, atau penampilan. 
Kegiatan untuk keterampilan ini dapat berupa kegiatan membaut dan menginterpretasiinformasi dari grafik, charta, peta, gambar, dan lain- lain. Misalnya siswa
mengembangkanketerampilan mengkomunikasikan deskripsi benda- benda dan kejadian tertentu secararinci.Siswa diminta untuk mengamati dan mendeskripsikan beberapa jenis hewan hewan kecil( seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan cara geraknya), kemudain siswa tersebutmenjelaskan deskrifsi tentang objek yang diamati didepan kelas.  Kata kerja operasonal : berdiskusi, mendeklamasikan, mendramakan, bertanya,merenungkan, meragakan, mengungkapkan, melaporkan ( dalam bentuk lisan, tulisan, gerak atau penampilan ).Keterampilan proses memerlukan latihan atau penggunaan secara terus menerus agar dapatdimiliki oleh siswa. Perkembangannya berlangsung sedikit demi sedikit dan memerlukan waktulama. Oleh karana itu, penelitian kemampuan keterampilan proses tidak perlu dilakukan pada tiap pembelajaran, tetapi bisa sekali atau dua kali dalam satu semester untuk melihat perkembangannya.


BAB III
PENUTUP
2.4 Kesimpulan
Dalam kegiatan belajar mengajar keterampilan dalam penyampaian sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. Dimana siswa akan dialtih dengan beberapa keterampilan proses dalam pembelajaran IPA diantaranya keterampilan menerapkan yang mana siswa dapat mengeluarkan ide-ide ataupun gagasan yang mereka dapat kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan keterampilan mengkomunikasikan dimana siswa diharapkan mengerti dan memaknai apa yang telah disampaikan oleh gurunya sehingga mereka dapat mengkomunikasikan untuk sesamanya ataupun dapat menyampaikan gagasan mereka dengan baik dan dimengerti oleh pendengar.

2.5 Saran
Diharapkan para pengajar dapat menerapkan keterampilan  proses kepada siswa agar siswa dapat mengerti dan mengaplikasikan apa yang telah dipelajarinya.


Daftar Pustaka

Bery.2011. Keterampilan Komunikasi. http://allaboutbery.wordpress.com/2011/04/05/keterampilan-komunikasi/. Diakses pada tgl  3 Mei 2012
Faisal.2011. Rasional Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) dalam pembelajaran. http://ichaledutech.blogspot.com/2011/09/penerapan-pendekatan-keterampilan.Diakses pada tgl 14

Komentar

  1. Sands Casino | S Resort Casinos & Entertainment
    Welcome 카지노 to Sands Casino®, where you will experience world-class gaming, dining and entertainment 1xbet at the finest Vegas casino resort casino in 샌즈카지노 Las Vegas,

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KLIMATOLOGI HUTAN (SUHU MEMPENGARUHI HUTAN DAN VEGETASI)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Hutan yang tumbuh dan berkembang, tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, terutama lingkungan. Di permukaan bumi kurang lebih terdapat 90% biomassa yang terdapat di dalam hutan dalam bentuk pokok kayu, dahan, daun, akar dan seresah, hewan dan jasad renik. Biomassa ini adalah dari hasil fotosintesis, yang berupa sellulose, lignin, gula bersama dengan lemak, protein, damar fenol dan berbagai senyawa lainnya. Berdasarkan hukum alam, biomassa ini dimanfaatkan oleh hewan herbivora, serangga dan jasad renik yang membutuhkan oksigen dan melepaskannya lagi dalam bentuk karbon dioksida dan karbon dioksida ini dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan. Karena kebutuhan manusia maka hukum alam tersebut diubah, hutan dirusak dan dialihkan menjadi penggunaan yang lain. Adapun kesatuan dari lingkungan adalah abiotik, yang terdiri dari cahaya, suhu, tanah, air, udara, zat kimia dan benda mati lainnya, yang mampu menghidupkan organism...

PENGENDALIAN HAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kehutanan yang saat ini dikembangkan lebih mengarah kepada hutan tanaman dengan sistem monokultur. Salah satu dampak negatif dari sistem monokultur adalah kerentanan terhadap hama dan penyakit, hal ini terjadi karena sumber pakan tersedia dengan melimpah dan dalam wilayah yang luas. Serangan hama dan penyakit jika tidak dikelola dengan tepat maka akan mengakibatkan ketidakseimbangan ekosistem. Selain dari itu, serangan hamadan penyakit berdampak pada prokduktifitas dan kualitas  standing stock yang ada. Diantaranya adalah menurunkan rata-rata pertumbuhan, kualitas kayu, menurunkan daya kecambah biji dan pada dampak yang besar akan mempengaruhi pada kenampakan estetika hutan. Seiring dengan permintaan pasar internasional, pengelola hutan dituntut untuk menghasilkan produk hutan yang berasal dari hutan yang dikelola secara lestari. Prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari telah dirumuskan oleh...

PLANE GEOMETRY

PLANE GEOMETRY Theorems, axioms, definitions Proof. Theorem. Axiom. Initial notions. Definitions. Proof – a reasoning, determining some property. Theorem – a statement, determining some property and requiring a proof. Theorems are called also as lemmas, properties, consequences, rules, criteria, propositions, statements. Proving a theorem, we are based on the earlier determined properties; some of them are also theorems. But some properties are considered in geometry as main ones and are adopted without a proof. Axiom – a statement, determining some property and adopted without a proof. Axioms have been arisen by experience and the experience checks if they are true in totality. It is possible to build a set of axioms by different ways. But it is important that the adopted set of axioms would be sufficient to prove all other geometrical properties and minimal. Changing one axiom in this set by another we must prove the replaced axiom, because now it is not an axio...